Akhirnyaa aku pun di
terima di sebuah Universitas Negri di Yogyakarta. Walaupun agak kecewa karena
ini buka kemauan ku sendiri, kuliah di Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga
atau UIN SUKA Yogyakarta Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Keuangan Islam.
Orang
yang memilik cita-cita adalah orang yang luar biasa --> \(^o^)/
Cita-cita ku adalah menjadi seorang ahli gizi, jadi ahli gizi
tuh kayaknya sebuah kegiatan yang menyenangkan – itu yang terpikir dalam
benakku selama ini. Aku ngotot dan kekeh ingin masuk jurusan ahli gizi atau
jurusan lain yang ada sangkut pautnya dengan dunia kesehatan.
Ayahku pengen banget aku jadi perawat, sampai temen-temenku,
saudara-saudaraku, semuanya dikasih tau ayah kalau aku mau jadi seorang
perawat. Ya ampun padahal aku nggak kepikiran sampai ke situ (jadi
perawat-red). Temen-temenku, saudara-saudaraku, semua menganggap kalau jadi
perawat adalah keinginanku.
“Innaa kok kamu mau jadi perawat sih?”
“Mb inna kok milih jadi perawat? nggak yang lain?”
Pertanyaan-pertanyaan itu yang terkadang susah untuk aku jawab.
Dalam lubuk hatiku masih tersimpan keinginanku untuk menjadi ahli gizi. Tapi
Cuma aku pendam aja nggak parnah aku ungkapin ke ayah, ibu, temen-temenku.
Bimbang banget rasanya.
Masa-masa UAN malah mengalau tentang jurusan kuliah. Sebelum
UAN ada penerimaan mahasiswa di Stikes Aisiyah Yogyakarta, stikes Global
Yogyakarta, UMY, STEI, dan lain-lain. Pertamanya aku cuma iseng-iseng aja
ndaftar di Stikes Global, habis itu di Stikes Aisiyah juga buka pendaftaran,
kata ibu ikut daftar aja, yaudah aku ikuti kata ibuku aku daftar di Stikes
Aisiyah sama temenku Siti. Harga pendaftarannya 250.000. Habis itu ada tesnya
waktu itu sebenernya ada ujian ibadah di sekolah tapi aku sama temen-temen yang
mau tes di Stikes Aisiyah izin ganti hari untuk ujian ibadah. Banyak anak-anak
mualimaat yang ikut tes di Stikes Aisiyah. Aku, mom siti, estu, dikul, isti,
amalia (wewe’), nobex, emet, ada juga annisa tapi dia nggak pakai tes, pakainya
nilai rapor. Tesnya Cuma TPA sama tes kesehatan, dari jam 8 pagi sampai 4 sore.
Pulangnya ujan-ujanan, foto-foto, makan bakso.
Beberapa hari setelah itu guru BK ku manggil aku disuruh ke
ruang BK, tapi nggak aku perhatiin malah aku tinggal jajan. Akhirnya ditegur
deh aku, aku ke ruang BK disana ada satu ibu-ibu yang katanya udah lama nunggu
mau nemuin aku. Aku bingung dari wajahnya asing banget belum pernah aku lihat
apa lagi kenal. Aku jadi ragu buat duduk, ibunya langsung nyebut namaku “mb
aulia?” iya itukan namaku. Ibunya Tanya ini tanya itu, eeeehh
ternyata aku diterima di stikes global dapat potongan harga masuk pula padahal
aku kan Cuma iseng—jahaat. Aku belum kasih jawaban saat itu juga.
Beberapa hari kemudian adalah pengumuman Stikes Aisiyah,
deg-degan juga sih sebenenya. Pengumumannya bias dilihat di web Stikes Aisiyah,
tapi waktu itu aku sengaja nggak mau lihat maunya tanya aja sama temen-temen
yang udah pada ke warnet. Ternyata sampai asrama di depan kamar ustadzah
tertempel nama-nama yang keterima di Stikes Aisiyah. Dan diantara nama-nama
yang terpampang salah satunya adalah namaku “Aulia” -->
keperawatan yah seneng ajalah akuu. Aku langsung tidur siang, nah ditidur
siangku yang nyenyak itu ada temanku yang bangunin aku --> dikuuul, dia
kasih tau dan selamat ke aku. Yup dia juga keterima di stikes aisiyah --> kebidanan D4. Dia hebooh banget dan reaksi tanggapanku beneran datar banget,
mungkin dia kira keperawatan itu jurusan yang emang aku banget ngebet buat
dapetinya padahal enggak sama sekali. Di bulan Januari kemaren aku dikasih
dikuul sama fitra buku --> kamus keperawatan, kenapa? Karena bapakku
pernah cerita kalo aku mau masuk jurusan keperawatan. Oh God bapakku ini
biasa-bisanya mempengaruhi teman-temanku.
Sejak
saat itu aku malah galau, antara aku terima atau aku tolak penerimaan di Stikes
Aisiyah itu. Benar-benar galau, waktu mau memenuhi salah satu syarat yaitu
bukti keterangan sehat aku sama teman-temanku ke PKU. Aku kira dapat potongan
harga ternyata nggak sama sekali, bayar -->
85.000. Padahal lagi sekarat-sekaratnya gak punya uang. Masih juga dihantui
kegalauan, akhirnyaa aku nebeng temenku yang bawa hape mau kirim sms ke ibu
kalau aku galau nerima jurusan keperawatan. “ibuu inna galau sama keperawatan
di stikes aisiyah, inna itu pengennya masuk jurusan gizi kesehatan” baru deh
saat itu aku jujur kalau aku nggak tertarik sama keperawatan. Ibu bales sms -->
“salat istikhoroh semoga semuanya dipermudah dan dilancarkan untuk mendapatkan
pilihan yang terbaik.” Padahal ya aku hampir setiap sepertiga malam aku bangun
buat sholat tahajjud sama sholat istikhoroh, tapi tetep aja aku nggak dapet
petunjuk apa-apa. Sampai aku nangis-nangis saking bingungnyaa. Pagi harinya
ibuku bapaku sama nenekku dateng -->
mau kondangan meen! Tapi aku juga ikutan sambil cuhat gitu. Kata orang tuaku
ambil dulu aja yang di stikes -->
bayar 20an jute, padahal aku juga nggak berminat sama jurusannya, eman-eman
bangeet laah ntar kalau aku tinggalin uangnya gak balek. Habis kondangan ortuku
ngajak aku ke poltekkes jogja cari-cari informasi, dan aku pun tertarik karena
disana ada jurusan Gizi. Cieeh gue udah punya link.
Hari-hari
pun berganti sampai UAN udah berakhir aja nggak kerasa. Semua nilai udah aku
dapetin, kecewaa berat dengan hasilnya. Yah.yah sekarang disibukkan dengan
pendaftaran-pendaftaran perguruan tinggi. Targetku --> SNMPTN --> Poltekkes negri --> udaah
SNMPTN
IPC
- Psikologi—UGM
- Gizi kesehatan—UGM
- Ilmu Gizi—UNDIP
Poltekkes
- Ilmu
Gizi
- keperawatan
Nah
waktu libur satu bulan menunggu sebuah penentuan masa depan—UAN, suatu hari aku
ditelpon pengurus Stikes Global, “benar ini kediaman mba’ Aulia N.A?
gimana mba’ apakah studi di Stikes Global akan diambil?” waaaa bingung cari
alas an. Yang pasti aku tolak secara baik-baik. Orang tuaku pun nggak aku kasih
tau soal ini.
Waktu
menunggu pengumuman UAN yang lama aku gunain buat les di GO wonosari,
pulang-pergi aku naek sepeda. Tapi sayangnya di sana nggak ada program ipc,
jadi harus Tanya-tanya sendiri.
Oke
finish berakhir sudah lesnya, saatnya berperang dengan SNMPTN aku dapat tempat
di UIN SUKA fakultas saintek lantai 4. Satu hari sebelum hari H aku survey
tempat dulu. Malam harinya aku belajar biasa cuma aku ulang-ulang aja. Aku
berangkat di anter kakak kedua, dibawain bekal makanan juga. Hari pertama
sukses aku jalani. Sampai rumah tepar, om ku datang sambil ngrokok aduuuh bener-bener
bikin aku mati aja kalo kayak gini. Aku tidur, dan bangun-bangun aku pusiiing
banget, gara-gara asep rokok sialan. Malam hari berkutat dengan buku kembali.
Pagi harinya gue pilek, dan sedikit gak fit badanku. Sampai lokasi ternyata
kelasku udah masuk, aku langsung nyusul masuk aja. Waaaaaaaaaaaa, ternyata aku
meler dan nggak bawa tisu akhirnya sentap-sentrup bener-bener nggak bisa
konsentrasi takut melernya netes di lembar jawaban, parah banget. Keluar-keluar
gue lemes banget. Jam kedua aku siapin tissue satu pack, yah lumayan bisa
konsentrasi sedikit, keluar-keluar gue bawa satu pack tissue basah. Syukur deh
udah kelar, tapi aku malah sakit dua hari setelah SNMPTN aku nggak bangun dari
kasur, bener-bener pusing-pilek. Orang tuaku malah marahin aku karena gak bisa
jaga kesehatan. Perang kan belum berakhir jadi harus secepatnya sembuh. Empat
hari berlalu tapi aku masih sdikit pilek ketambahan batuk malah.
Aku
move on mulai belajar lagi buat tes poltekkes. Malem hari aku ditelpon orang
tua --> harus
bersungguh-sungguh. Selama tes-tes ini aku tinggal di rumah orang tuaku yang di
Gondosari, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Ibuku juga nggak pernah di rumah beliau
sibuk—pergi terus keluar kota, Lombok-bandung-dll. Seperti biasa satu hari
sebelum hari H aku sama kakakku cek lokasi ujian di sekolah music SMSR.
Lokasinya itu di pendopo dan tanpa meja jadi pegeeeeel banget lehernya. Waktu
nerjain aku batuk-batuk sampai satu menit nggak selesi-selesai batuknya, bapak
panitianya samai nyamperin aku --> ayo mbak minum
dulu ke belakang, aku nolak seakan-akan aku baik-baik aja. Oh ya di situ aku
ketemu sama temen-temen les GO sama temen Muallimaat. Tes selesai aku nunggu
jemputan kakak pertamaku, lamaaa banget satu jam aku nunggu. Setelah itu
sakitku bertambah satu --> tengeng, sakit
leher gara-gara struktur dan tempat ujian yang gak nyaman.
Beberapa hari setelah
tes poltekkes pengumuman sudah keluar, sore hari aku kesana ke poltekkes
dijalan tata bumi dianter ibu. Nyari-nyari namaku ternyata nggak nemu-nemu, mau
berkali-kali aku lihat juga gak akan ketemu kalau ternyata namaku nggak di
tulis di kertas itu, artinya gue nggak keterima. Guee kecewaa meen! Sedih juga
rasanya. Nah gara-gara aku nggak keterima, akhirnya bapak nyuruh aku daftar ke UIN
atau UNY (mandiri). Apaaaaa??? Gue nggak minat sama keduanya. Aku bilang aku
mau daftar vokasi UGM aja, kakak-kakakku pun mendukungku. Di vokasi aku
targetkan pilih jurusan analisis kesehatan sama kebidanan D4. Tapi bapaku
ngotot, ndaftar ke UIN dulu!!! Akhirnya aku berencana diem-diem mau daftar
vokasi kakak-kakakku mendukungku,siiip. Aku turuti perintah bapakku daftar di
UIN, aku dianter pacarnya mba’ku bayar pendaftaran di bank habis itu pulang
buat online ngisi formulir sama jurusan yang mau di pilih, nah ini yang paling
buat aku bingung. Aku mau pilih jurusan apa??? Nelpon bapak berkali-kali --> “bapak mau aku
masuk jurusan apa?”bapak jawab “ Ekonomi syariah.” tapi ternyata itu jurusan
baru jadi nggak bisa aku tempatin di urutan pertama. Yaampun satu jam deh
lamanya buat nentuin jurusan, di bantu pacarnya mba’ sama mba’-mba’ku, akhirnya
dapet juga pilihan
Reguler
One UIN
- pertama
Keuangan islam,
- kedua
Psikologi,
- ketiga Ekonomi syariah, Deal!!.
Aku
di suruh bapak ikut bimbingan tes untuk masuk uin yang ngadain HMI, sebenernya
IMM juga ngadain bimbingan tes tapi aku sengaja nggak milih aku pingin dapet
suasana yang beda. Di bimtes aku dapet ilmu, temen, pengalaman terlantar di
deket XT-square dll.
Bimbingan tes kelar,
malam harinya pengumuman SNMPTN. Wah dag.dig.dug.deeeer pokok.e jam setengah
delapan aku sampai rumah langsung aku online buka pengumuman, dan hasilnya
adalah nihil --> Mohon maaf nama
tersebut diatas dinyatakan TIDAK DITERIMA. Tau nggak rasanya dapet
tulisan kayak gituu --> pengen aku rubah aja tuh tulisan. Campur
aduk rasa hatiku. Aaaah gue gak akan terpuruuk.!!
Padahal
aku udah bertekad gak akan ikut ujian UIN karena optimis akan keterima SNMPTN.
Ternyata....hahahaaa, gue cuma bisa ketawain diri gue sendiri. Nah waktu tes
masuk UIN aku dianter pacarnya mba’ku ditungguin sampai selesai. Soalnya
lumayan mudah. Tanggal 16 juli 2012 pengumuman UIN dan aku dinyatakan diterima
di jurusan keuangan islam, ternyata teman selama 12 tahunku ada di keuangan
islam juga. Habis itu aku nglengkapi berkas-berkas yang disyaratkan, nah itu
yang bikin aku lupa sama misi rahasiaku—ikut vokasi di UGM, aku nyadar aja
karena mba’ku yang nginggetin dan itupun udah telat tanggal 21 juli 2012 aku
baru diingetin telaaaat!!! 22 juli kan udah tesnya. Aaaaaaaaaaaaaaaa rasanya
pengen teriak, ttapi mau sekenceng-kencengnya aku teriak juga nggak akan
ngenbaliin hari kemarin. Akhrnya aku memenag harus ikhlas menerima kenyataan. └(˘.˘└)