Kalo nurutin kata ibu, kata bapak itu, nggak akan ada habisnya. Mereka maunya gini maunya gitu, iya baik nurut perkataan orang tua, tapi kita juga harus punya sikap, mana yang baik buat diri kita sendiri, laksanakan. Yang kira-kira kok kurang sreg dan gak tepat buat kita tinggalkan. It's okay kok sebenernya, dan pikirkan baik-baik karena orang tua pastinya selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
keinginan orangtua
Kalo nurutin kata ibu, kata bapak itu, nggak akan ada habisnya. Mereka maunya gini maunya gitu, iya baik nurut perkataan orang tua, tapi kita juga harus punya sikap, mana yang baik buat diri kita sendiri, laksanakan. Yang kira-kira kok kurang sreg dan gak tepat buat kita tinggalkan. It's okay kok sebenernya, dan pikirkan baik-baik karena orang tua pastinya selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Kebiasaanku di masa TK
Kebiasaan aku dari kecil, setiap kali aku melakukan sesuatu pasti aku pingin hasilnya perfect, sempurna. Kalo ntar hasilnya nggak sesuai harapan pasti langsung mewek alias nangis. Dari kecil aku emang udah cemen, manja, penakut (kalo sama orang) susah buat mandiri alias melepas ketergantunganku sama orang lain.
Nggak berani nari, nggak berani nyanyi, nggak berani senam. Semuanya aku nggak berani, aku nggak percaya diri, aku takut, aku takut yang aku lakuin itu nggak menghasilkan sesuatu yang perfect. Aku takut, aku takut kalo nari ntar dilihat orang banyak, ntar gerakanku salah aku dikritik orang, diomongin orang. Aku takut, aku takut kalo ikut senam gerakanku jelek dan orang di depan atau belakangku pasti lihat gerakan jelekku. Aku takut, aku takut kalo nyanyi sendirian suaraku nggak merdu, dan itu membuatku malu, tapi kalo nyanyi bareng-bareng aku suka banget apalagi kalo lagi pentas. Aku takut, aku takut kalo tersenyum nyengir gigi depanku yang hitam kelihatan, jadi aku membatasi tersenyum apalagi sampai nyengir.
Dari aku kecil udah jadi kebiasaanku, aku nggak pernah ikut senam, aku nggak pernah ikut nari, aku nggak pernah mau disuruh maju ke depan kelas. Hobinya manja, nangis, ngadu, dan nggak berani negur orang. Semakin aku besar cemenku makin bertambah dan makin berkurang.
Dulunya yang aku suka cerita-cerita panjang lebar, sama temen, sama bu guru, sekarang jadi nggak suka, jadi canggung, jadi malu, jadi takut buat cerita.
Dulu yang aku nggak suka senam sekarang aku suka senam, aku udah nggak malu lagi.
Dulu yang aku jarang senyum sampe dijuluki mendung, sekarang aku udah nggak canggung buat senyum, senyum yang kelihatan giginya juga, karena gigi hitamnya udah copot waktu pingsan saat upacara di SD.
Itulah aku, dengan segala kekuranganku
melangkahlah
Label: harapan, kehidupan, keridhaan, masa lalu, melangkah, proses, usahaKapan aku melangkah dan mendapatkannya. Mendapatkan yang aku inginkan yang aku harapkan yang aku dambakan yang aku impikan.
Semua itu butuh proses dan usaha. Setiap usaha pun akan berbeda-beda hasil yang akan diperolehnya, bisa itu sesuai harapan, melampaui harapan, atau tak sesuai harapan. Tergantung dengan usaha yang telah dikerjakan, doa yang dipanjatkan, ibadah yang dilakukan, kebaikan yang diamalkan, dan keridhaan Alloh SWT.
Setiap orang pasti memiliki masa lalu begitupun aku, yang terkadang susah untuk dilepaskan dan dilupakan. Padahal melangkah itu kedepan, untuk masa depan bukan untuk masa lalu. Masa lalu buang jauh-jauh, itu lebih baik dari pada terus di simpan, sesuatu yang lebih baik pasti ada di depan bukan dibelakang, right. Jadi siapkan bekal untuk melangkah, menapaki kehidupan yang lebih baik, jauh lebih baik, dengan keridhoan Alloh SWT.
Menahan Amarah :)
Label: amarah, emosi, marah, menahan amarah, menguasai diri saat marah, sabar, sifat mulia
Ketika seorang wanita sedang
berhalangan untuk beribadah sehingga jauh dengan Allah Swt, setan-setan pun banyak
yang menggoda dan merayu ku, sehingga aku kalap dengan amarahku. Amarah tak bisa
lagi terbendung akhirnyaa meluap-luaplah emosi itu. Pergolakan emosi dari hati
yang sudah meluap itu akan merubah wajahku menjadi memerah, denyut jantung
menjadi lebih cepat, perkataan dengan nada yang keras keluar dari mulutku, wajah
ku yang ayu pun berubah menjadi menakutkan. Itu yang aku rasakan sekarang, Oh
Allah Swt ampunilah dosa-dosa hamba Mu ini, aku ingin selalu dekat dengan Mu.
Ketika marah atau akan marah, sebaiknyaaaa yang aku lakukan :
Diam aja, nggak usah ngeladenin
Sabaaaar, istighfaar
Duduk, tarik nafas dalam-dalam keluarkan pelan-pelan
Berwudlu
Sholat
Tersenyuuum lebaaar :))
Allah ‘Azza wa Jalla telah memuji kaum mukminin
yang bertakwa dengan sifat-sifat mulia yang cukup banyak, salah satunya mampu
menahan amarah, gemar memaafkan orang yang salah, dan membalas keburukan orang
dengan kebaikan.
“Dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Tiga sifat mulia dalam ayat di atas:
Pertama, menahan
marah dan memadamkannya.
Kedua, memaafkan dan berlapang dada walau ia sanggup
membalas dan mengalahkan orang yang bersalah kepadanya.
Ketiga, berbuat baik
kepada orang yang telah berbuat buruk terhadap dirinya.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membuat
penilaian tentang orang kuat yang tidak ada pada benak manusia di kala itu,
“Orang kuat bukanlah yang menang bergulat, sesungguhnya orang kuat itu adalah
orang yang menguasai dirinya saat marah.” (Muttafaq ‘Alaih)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ
“Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala
urusan.” (Muttafaq ‘Alaih)
Alhamdulillahirabbil'alamin :)
Langganan:
Postingan (Atom)