Baksos IMM Ushuluddin at Puser, Ambararum, Kalibawang, Kulonprogo
Immawan- immawati dari komisariat Ushuluddin mengadakan
acara Idul Qurban dan Bakti sosial pada hari Senin-Selasa tanggal 14-15 Oktober
2013. Tepatnya pada hari Idul Qurban, hari raya Idul Adha. Di desa puser,
ambararum, kalibawang, kulonprogo, Yogyakarta.
Hari senin 14 Oktober 2013, kita semua berkumpul di
kontrakan Faiq (sang ketua acara), aku sudah datang dari jam 11.00 am, tapi
masih nunggu teman-teman yang lain, nunggu kambing-kambing, dan nunggu mobil
sewaan datang. Sambil menunggu kita, siap-siap barang-barang yang akan dibawa,
dan beres-beres. Kambing-kambing pun berdatangan, dan aku tiba-tiba tertidur
15an menit. Adzan ashar berkumandang aku dan santi segera ke masjid sholat
ashar berjamaah. Sore itu sangat terik, panas banget, aku sama santi jadi males
beranjak dari masjid, sampai akhirnya kita di sms kalau sudah mau berangkat.
Setelah berkumpul semua immawan-immawati, cek anggota,
nentuin motor n boncengan, kita semua cuss berangkat tepat pukul 15.30WIB. Ada
tujuh motor, tiga immawati, sepuluh immawan, satu mobil, dan tiga kambing.
Perjalanan menantang matahari, panas bangeet, tapi aku nggak
terlalu kepanasan karena aku dibonceng, hahaa……….. ternyata perjalanan jauh,
lewati godean, lewati moyudan, teruuuuus lurus aja, perempatan belok kanan,
jalananan baru di benerin, belok ke kiri, nah ini perjalanan mulai menantang,
karena ada motor yang ketinggalan jauh, kita berhenti sejenak di pinggiran jalan. Tiba-tiba
aja ada yang nyeletuk
“inna kok nangis?’’
Nggak nangis sih sebenernya, tapi pusing. Puasa Arofah hari
itu bikin perut kosong, disepanjang jalan yang dilewati tadi banyak banget yang
jualan es.es.es.es………… rasanya ngilerrrr. Astagfirullah,
Sudah kumpul semua, kita cuss lagi lanjutkan perjalanan,
makin lama makin berkelok, berkelok dan berkelok, lebih parah dari jalanan
Gunungkidul, dan aku semakin pusing, kata temenku teriak aja kalo mau teriak,
tapi beneran deh aku nggak sanggup. Di depan kita ada satu mobil, salah satu
kakak instruksiin buat berhenti dulu nunggu mobil itu menjauh dari kita,
hmmmmmmm, ada tanda-tanda yang nggak enak. Aaaaaaah beneran.beneran………. jalannya
tegak, iyaa hampir tegak, pinggirnya jurang, aku Cuma bisa istigfar, tahan
nafas, pegangan, keringet dingin, sampe lupa nggak kasih semangat fahri yang
boncengin aku.
Alhamdulillah kita berhasil, uyeeee……. Ternyata dibelakang masih
ada tiga motor yang belum muncul. Kita semua nunggu, ternyata salah satu dari
tiga motor itu macet saat tanjakan, kak wahid yang boncengin leni panik melihat
motornya kak sahrul macet, nggak lihat jalan depan dan hampir aja masuk jurang,
Astagfirullah. Akhirnya penumpang-penumpang dari tiga motor itu turun dan jalan
kaki sampai atas, leni, kak fairus, hasnan. Saat itu aku udah bener-bener
lemes, rasanya mau pingsan, nggak kuat, tapi harus kuaat. Perjalanan masih
panjang, kita semua lanjutkan lagi perjalanan. Jalanan tetap berkelok
naik-turun, ada naikan curam lagi-lagi dan lagi, jalanan sempit, jadi harus
bener-bener hati-hati apalagi kalau ada kendaraan yang berlawanan arah. Nggak
semua mobil berani buat naik ke sini, kecuali sopir-sopir yang sudah handal dan
berani tantangan, rintangan. Sama halnya dengan pengendara motor, kalau
ragu-ragu mending jangan pernah coba-coba.
Alhamdulillah, pukul 17.00 WIB kita semua sampai di tempat
tujuan, desa Puser, Ambararum, kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta. Dimasjid sabilissalam,
bapak-ibu2 sudah menunggu kita semua, hmmm happy bangetlah.
Setelah itu kita beres-beres, bungkus sembako-sembako,
sampai adzan maghrib, buka puasa minum air putih sama kue coklat. Sholat maghrib
berjamaah di masjid, setelah itu dijamu makan malam di tempat warga yang
rumahnya bersebelahan dengan masjid.
Kemudian menyiapkan
untuk acara pengajian di masjid, nyapu-nyapu dan gelar karpet-karpet masjid,
sholat isya’ , ke tempatnya pak dukuh, yang jaraknya 500 meter dari masjid, tetep
aja jalannya nggak nguatin, turunan curam, kita nginep tempatnya pak dukuh jadi
barang kita ditaruh sana. Bertemu istri pak dukuh, yang habis masak-masak sama
leni. Kemudian kita berangkat ke masjid untuk pengajian, jalan kaki bertiga,
gelap banget jalannya, nggak ada lampu, kanan-kiri pepohonan, jarang banget
rumah warganya, aku takuut, santi ikutan takut gara-gara aku. Di masjid, sudah
penuh warga, aku, santi, leni nyiapin snack, ternyata warga juga sudah
menyiapkan makanan untuk pengajian, Alhamdulillah melimpah ruah.
Pengajian dimulai dari pembacaan ayat ayat al-Quran, sambutan
ketua komisyariat Ushuluddin kak Fauzan, kemudian pak dukuh, acara inti
pengajian yang diisi oleh immawan Fathoni. Acara selesai pukul setengah
sepuluh, dilanjutkan kumpul panitia membahas acara hari esok. Pulang ke tempat
pak dukuh, istirahat sejenak melepas lelah.
Pagi hari yang amat sangat dingin, bangun jam tiga, karena
nggak bisa tidur, sholat subuh, mandi, berangakat ke masjid jam enam kurang
seperempat, aku, santi, leni, kak Ahmad, dan Fathoni. Yang lain masih sibuk
antri mandi, suasananya masih sepiiiii banget, nggak ada suara takbir, warga
juga belum pada muncul.
Kita berpakaian biasa saja, aku juga Cuma pakai sandal jepit
swallow. Yang namanya keadaan, lingkungan itu sangat berpengaruh sama
penampilan, dan kita juga harus bisa menyesuaikan. Masjid masih sepi, nggak ada
orang sama sekali, akhirnya kita nyapu-nyapu masjid, gelar karpet, mengumandangkan
takbir, sambil nunggu warga-warga datang. Santi dan aku pun terkantuk-kantuk. Tepat
pukul 07.00 WIB, sholat Ied Adha dimulai diimami oleh pak takmir. Dilanjutkan khutbah
oleh kak Ahmad.
Setelah selesai ada buka bersama, kita semua (warga dan imm)makan
nasi bungkus dan minum teh manis yang telah disediakan. Baru pertama kali ini
aku mengalami, merasakan ada acara makan bersama setelah sholat Ied Adha.
Bagi sembako kepada 50 warga, bazaar baju murah,
penyembelihan hewan qurban, pembagian buku-buku bacaan, buku tulis, al Qur’an. Sholat
dzuhur, makan gulai, beres-beres, bersih-bersih, pulaang jam 13.30.
Saat perjalanan pulang ban motor Faiq bocor,
jadi kita harus nunggu buat ganti ban dalem yang robek di bengkel. Setelah itu
kita melanjutkan perjalanan pulang, sampai kontrakan Faiq jam setengah empat. Aku,
Faiq, kak Wahid, kak Fauzan lanjut ke rumah leni nyate bareng, yang lainnya
udah tepar kecapean. Iyaaaa capek banget, tapi bener-bener berkesan, dan
rasanya seneng banget ^_____^"